Sempurnanya Syari’at

لا يزال من أمتي : أمة قائمة بأمر الله, لا يضرهم من خذلهم و لا من خالفهم, حتى يأتيهم أمر الله و هم على ذلك. (متفق عليه

Dari Muawiyah radhiallahu anhu bahwasanya rasulullah berkata : “akan senantiasa ada dari kalangan umatku, umat yang tegak dalam menjalani perintah Allah, tidak akan memudharatkan mereka orang-orang yang memusuhi (tidak menolong) mereka dan orang-orang yang menyelisihi mereka, sampai datang ketentuan Allah, dan mereka tetap senantiasa dalam keadaan demikian itu. (Hadits riwayat Bukhari-Muslim)

hadits di atas merupakan khabar yang haq, bahwasanya agama ini yang mencakup padanya aqidah, tauhid, akhlak, manhaj, hukum-hukum, fiqih, adab akan tetap terjaga sepanjang masa. Karena sesungguhnya agama Allah subhanahu wa ta’ala tidak menerima pergantian naskah, revisi, koreksi, pembaharuan,penambahan maupun pengurangan dalam syariatnya. Sebagaimana Allah telah berfiman di dalam kitabNya :

 {اليوم أكملت لكم دينكم و أتممت نعمتي و رضيت لكم السلام دينا}

Artinya : “pada hari ini telah aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah aku sempurnakan pula nikmatku, dan telah Aku ridhoi islam sebagai agama kalian” [QS. Al Maidah 3]

Maka agama ini secara keseluruhannya telah terjaga secara sempurna, dan setelah itu terkelompokkanlah manusia menjadi tiga golongan :

  1. Golongan pertama : golongan yang beriman kepada agama Allah dan mempelajarinya serta mengilmuinya, golongan ini mereka senantiasa tegak terjaga, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama, berdakwah serta memperjuangkan kebenaran di atas ilmu.
  2. Golongan kedua : golongan yang menyia-nyiakan agama Allah, tidak membenarkannya baik secara keseluruhannya maupun sebagian saja, mereka juga menentang kebenaran yang disajikan kepada mereka dari Al-Qur’an dan Sunnah dan membenci para pengikut kebenaran tersebut. Mereka mempelajari agama ini dari sumber mata air yang tercemari dan tak terjamin. Mereka mengumpulkan darinya hukum-hukum selain dari Al-Qur’an dan Sunnah, maka mereka menjadikan akal-akal mereka, hawa nafsu, serta pemikiran-pemikiran mereka sebagai poros kendali, sebagai landasan hukum sehingga mereka tersesat lagi menyesatkan.

Sungguh maha benar Allah ta’ala yang telah berfirman di dalam kitabNya

{بل نقذف بالحق على الباطل فيدمغة فإذا هو زاهق}

Artinya : “ sebenarnya Kami melemparkan yang haq (kebenaran) kepada yang batil, lalu yang haq itu menghancurkannya, maka seketika itu yang batil lenyap” [QS. Al Ahzab 18]

 Maka bangkitlah para pengikut kebenaran dari golongan yang pertama, menjelaskan kepada manusia akan bahaya apa yang ada pada golongan kedua tersebut dari kebatilan-kebatilan mereka dan mengembalikan segala duduk permasalahan kepada Al-Qur’an dan Sunnah, sebagaimana yang Allah perintahkan dalam firmanNya :

 Artinya : “kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang suatu perkara, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan rasulNya (sunnahnya), jika memang kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya” [QS. An Nisaa’ 59]

Sehingga dengan itu menjadi tampaklah kepalsuan dan kerusakan mereka.

    3. Adapun golongan ketiga mereka adalah orang-orang awam dari kalangan umat ini dan orang-orang yang tidak cukup berpengetahuan tentang hukum-hukum terkait dengan agama ini. Mereka ini tidak menempuh salah satu jalan yang dilalui oleh dua golongan di atas. Maka mereka itu berada di belakang setiap orang yang menyeru mereka, membebek (taqlid) mengikuti suatu perkara tanpa mengetahui hujjah atau dalil atasnya, mereka hanya mengikuti setiap apa yang diserukan kepada mereka. Maka barangsiapa yang Allah beri taufik untuk mengikuti bimbingan golongan ahli ilmu, mengikuti golongan para ulama yang gigih di atas bimbingan sunnah rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sungguh dia telah beruntung, dikarenakan ahlus sunnah merekalah yang menjelaskan akan kebenaran dan senantiasa menganjurkan untuk mengikutinya.

Maka dengan itu menjadi jelaslah bagi kita betapa pentingnya ilmu dan ulama, terlebih di zaman kita sekarang ini dimana sebagaian besar umat manusia jauh dari pengetahuan yang benar tentang agamanya, Alhamdulillah….. sesungguhnya agama Allah akan tetap kekal dan senantiasa pula para ulama hingga masa ini mereka menjelaskan dan membimbing umat kepada pemahaman agama yang benar, senantiasa mereka menulis di dalam kitab-kitab, mengajarkannya, dan berdakwah kepada manusia untuk kembali mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah di atas pemahaman para imam terdahulu dari kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in, serta para ulama setelah mereka yang dengan teliti mengikuti metode para pendahulu mereka dengan baik

Rasulullah telah menjelaskan dengan penjelasan yang gamblang dan sempurna atas apa yang telah diwahyukan kepada beliau, yang mencakup seluruh permasalahan agama. bahkan beliau telah mengajarkan kepada mereka para sahabat seluruh perkara yang dibutuhkan oleh umatnya, dari perkara yang kecil hingga perkara besar.

Pengajaran tentang hukum-hukum dan adab, tentang makanan, minuman, pernikahan, pakaian, tempat tinggal, juga beliau telah mengajarkan secara keseluruhan perkara-perkara yang berkaitan dengan peribadahan antara seorang hamba kepada Rabb semesta alam, seperti tatacara bersuci dari najis dan hadats, sholat, zakat, puasa, haji dan selainnya. Dan beliau juga mengajarkan kepada mereka tentang adab bermuamalah kepada sesama makhluk, seperti berbuat baik kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturahmi, berbuat baik kepada teman dan tetangga dan selainnya. Dan beliau pun mengajarkan kepada mereka bagaimana bermuamalah dalam jual beli, sewa menyewa, hutang piutang, dan selain daripada itu semua.

diriwayatkan oleh  imam muslim di dalam kitab shohihnya

قد علمكم نبيكم كل شيء حتى الخراءة

 “Sungguh nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian seluruh perkara, sampai-sampai permasalahan buang hajat”

Diriwayatkan oleh imam Ad darimiy bahwasanya telah berkata imam ahmad : segala puji hanyalah milik Allah yang telah menjadikan di setiap zaman sebagian dari masa kenabian berupa ahli ilmu (ulama).

Setelah berlalunya masa kenabian berlanjutlah tongkat estafet penyampaian ilmu agama ini kepada para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in serta para imam ulama yang mereka senantiasa meniti jejak para pendahulu mereka, mengikuti metode mereka dengan baik hingga di masa kita sekarang

Klik jejakrusul ‘berkenalan dengan ulama sunnah’

https://jejakrusul.wordpress.com/2010/08/04/berkenalan-dengan-%E2%80%98ulama-ahlus-sunnah-wal-jamaah/#more-62

Para ulama lah yang kemudian memanggul amanah, membimbing umat dalam memahami agamanya, maka merujuk kepada bimbingan mereka merupakan solusi cerdas, jalan keluar yang tepat untuk mentas dari kerancuan-kerancuan pola pikir yang merusak aqidah dan keimanan seorang muslim.

Berkata imam ahmad : “asas dari sebuah ilmu adalah rasa takut kepada Allah yang dibangun di atas ilmu dan pengagungan kepadaNya. Allah berfirman :

{إنما يخشى الله من عباده العلماء}

Artinya: “sesungguhnya yang takut kepada Allah dari kalangan hamba-hambanya adalah para ulama (ahli ilmu)”

maka manusia apabila dia telah mengilmui tentang Allah, tentang hak-hakNya dengan pengetahuan yang benar, maka akan kau dapati hatinya tegak di atas ketaatan kepada Allah.

berkata Syaikhuna Abdurrahman Al-Adeni Hafidhohullah

ليس العبرة بتحصيل العلم
bukanlah tolok ukur itu dengan meraih ilmu
لكن العبرة بتحسينه و تعميله 
namun tolok ukur itu adalah dengan meningkatkan kualitas ilmu tersebut dan mengamalkannya

dinukil dari  Muqoddimah  Syaikhuna Yasin Al-Adeni  pada  kitab Syarah Aqidah Tohawiyah dengan beberapa penambahan.

Categories: Risalah Bermanfaat | 1 Komentar

Navigasi pos

1 thoughts on “Sempurnanya Syari’at

  1. abu hammam

    teruslah berdakwah ustad kami bersama kalian…….hayyakumullah jamiian

Tinggalkan Balasan ke abu hammam Batalkan balasan

Blog di WordPress.com.