Berkenalan dengan ‘Ulama Ahlus Sunnah wal jama’ah

Berkenalan

dengan

‘Ulama Ahlus Sunnah wal jama’ah

Tak kenal maka tak sayang, itulah mengapa sepatutnya bagi kaum muslimin untuk mengenal siapa-siapa ulama-ulama yang selayaknya menjadi rujukan dalam memahami warisan para nabi yaitu ilmu agama. Pimpinan ‘ulama ahlul hadits ahlus sunnah adalah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, kemudian perintis jejak pertama yang mengenakan mahkota fuqaha’ ahlil hadits adalah para shahabat Rasulullah  yang paling terkenal dari mereka adalah:

1. Khalifah yang empat

  • Abu Bakr Ash Shiddiq
  • ‘Umar bin Al Khaththab
  • ‘Utsman bin ‘Affan
  • ‘Ali bin Abi Thalib

2. para shahabat yang terdekat dengan beliau, di antaranya :

  • Abdullah ibnu Mas’ud
  • Abdullah ibnu ‘Umar
  • Abdullah ibnu Abbas
  • Abdullah ibnu Az Zubair
  • Abdullah ibnu ‘Amr
  • Abdurrahman bin ‘Auf
  • ‘Aisyah
  • Ummu Salamah
  • Zainab
  • Zaid bin Tsabit
  • Abu Hurairah
  • Jabir bin Abdillah
  • Abu Sa’id Al Khudri
  • Mu’adz bin Jabal
  • Tolhah
  • Anas bin Malik

3. Setelah para shahabat Rasulullah adalah para tokoh tabi’in, antara lain:

  • Sa’id bin Al Musayyib wafat 90 Hijriah
  • ‘Urwah bin Az Zubair  wafat 94 H
  • ‘Ali bin Al Husain Zainal Abidin  wafat 93 H
  • Muhammad bin Al Hanafiyyah wafat 80 H
  • Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud  wafat 94 H
  • Salim bin Abdullah bin Umar  wafat 106 H
  • Al Qasim bin Muhammad bin Abu Bakr Ash Shiddiq  wafat 106 H
  • Al Hasan Al Bashri wafat 110 H
  • Muhammad bin Sirin wafat 110 H
  • Khalifah Umar bin Abdul Aziz wafat 101 H
  • Muhammad bin Syihab Az Zuhri  wafat 125 H

4. Kemudian tabi’ut  tabi’in, diantara tokoh-tokoh mereka:

  • Malik bin Anas (Imam Malik, pendiri madzab Maliki. Guru Al Imam Asy-Syafi’i) wafat 173 H
  • Abdurrahman bin Amr Al Auza’i  (Imam Al Auza’i) wafat 157 H
  • Sufyan bin Sa’id bin Masruq Ats Tsauri  wafat 161 H
  • Sufyan bin Uyainah  wafat 193 H
  • Ismail bin Ulayyah  wafat 193 H
  • Al Laits bin Sa’d  wafat 175 H
  • Abu Hanifah An Nu’man (Imam Abu Hanifah, pendiri madzab Hanafi) wafat 150 H
  • Abdullah bin Al Mubarak wafat 181 H
  • Waki’ bin Al Jarrah  (Guru Imam Syafi’i) wafat 197 H
  • Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (Imam Syafi’i, pendiri madzab Syafi’i, Guru Imam Ahmad sekaligus murid Imam Malik) wafat 204H
  • Abdurrahman bin Mahdi   wafat 198 H
  • Yahya bin Sa’id Al Qaththan   wafat 198 H
  • Affan bin Muslim  wafat 219 H

5. Kemudian murid-murid mereka yang berjalan di atas manhaj (metode) mereka, diantaranya:

  • Yahya bin Yahya At Tamimi  wafat 226 H
  • Ishaq bin Rahawaih  wafat 238 H
  • Ahmad bin Hanbal (Imam Ahmad, pendiri madzhab Hanbali, murid kesayangan Imam Asy-Syafi’i, sekaligus Guru dari Imam Bukhari) wafat 241 H
  • Yahya bin Ma’in wafat 233 H
  • Ali bin Al Madini (Guru Imam Bukhari)  wafat 243 H
  • Abu Bakr bin Abi Syaibah  wafat 253 H

6. Kemudian murid-murid mereka, diantaranya:

  • Muhammad bin Isma’il Al Bukhari  (Imam Bukhari) wafat 256 H
  • Muslim bin Al Hajjaj An Naisaburi  (Imam Muslim) wafat 271 H
  • Abu Hatim Ar Razi  wafat 227 H
  • Abu Zur’ah Ar Razi  wafat 264 H
  • Imam  Abu Dawud (pengarang kitab sunan Abi Dawud) wafat 275 H
  • Muhammad bin Isa At Tirmidzi  (Imam Tirmidzi) wafat 279 H
  • Ahmad bin Syu’aib An Nasa’i  (Imam An-Nasa’i) wafat 303 H

7. Kemudian orang-orang yang berjalan di atas jalan mereka dari generasi ke generasi, antara lain:

  • Ibnu Jarir At-Thabari wafat 310 H
  • Ibnu Khuzaimah  wafat 311 H
  • Ad Daruquthni wafat 385 H
  • Ath Thahawi  wafat 360 H
  • Ibnu Baththah  wafat 387 H
  • Ibnu Abi Zamanain  399 H
  • Al Hakim An Naisaburi  wafat 405 H
  • Al Lalika-i  wafat 416 H
  • Al Baihaqi (Imam Al-Baihaqi) wafat 458 H
  • Ibnu Abdil Barr  wafat 463 H
  • Al Khatib Al Baghdadi wafat 463 H
  • Al Baghawi  wafat 516 H
  • Ibnu Qudamah wafat 620 H

8. Diantara murid-murid mereka dan orang-orang yang meniti jejak mereka:

  • Yahya bin Syaraf An Nawawi (Imam Nawawi) wafat 661 H
  • Majdudin Ibnu Taimiyyah (Kakek Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah) wafat 652 H
  • Ibnu Daqieq Al ‘Ied  wafat 702 H
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah wafat 728 H
  • Imam Adz Dzahabi  (murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ) wafat 748 H
  • Ibnul Qoyyim (murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ) wafat 751H
  • Ibnu Katsir (murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ) wafat 774 H
  • Asy Syathibi  wafat 790 H
  • Ibnu Rajab  Al-Hanbali wafat 795 H

9. Para ‘ulama setelah mereka yang mengikuti jejak mereka di dalam berpegang dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah sampai hari ini. Diantaranya:

  • Imam Ash Shan’ani wafat 1182 H
  • Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab An-Najdi Al-Hanbali wafat 1206 H
  • Muhammad bin Ali Asy Syaukani (Imam Asy-Syaukani) wafat 1250 H
  • Al Laknawi  wafat 1304 H
  • Al Muhaddits Al Mubarakfuri wafat 1353
  • Abdurrahman As Sa’dy wafat 1367 H
  • Ahmad Syakir wafat 1377
  • Muhammad bin Ibrahim Alu Asy Syaikh wafat 1389 H
  • Muhammad Amin Asy Syinqithi (Imam Asy Syinqithi) wafat 1393 H
  • Asy Syahid Jamilurrahman Al-Afghani wafat 1412 H
  • Hamud At Tuwaijiri  wafat 1413 H
  • Badi’ud Dien As Sindy  wafat 1416 H
  • Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz wafat 1420 H
  • Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani wafat 1420 H
  • Muhammad bin Shalih Al Utsaimin wafat 1423 H
  • Muqbil bin Hadi Al Wadi’e wafat 1423 H
  • Muhammad Amman Al Jaami

10. Para ‘Ulama Sunnah yang masih tersisa di zaman kita sekarang ini, dan masih hidup serta gigih dalam membimbing umat di atas sunnah Nabi :

  • Asy-Syaikh Al-‘Alamah Dr. Shalih bin Fauzan Al Fauzan حفظه الله (mengemban dakwah di kota riyadh sebagai anggota dewan fatwa Kerajaan Saudi Arabia)
  • Asy-Syaikh Al-Muhaddits -Imam Jahr wa Ta’dil-  Dr. Rabi’ bin Hadi Al Madkhali حفظه الله (mengemban dakwah di Makkah Al Mukarramah )
  • Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abdul Muhsin Al Abbad حفظه الله (mengemban dakwah di masjid nabawi di Madinah, Kerajaan Saudi Arabia)
  • Asy-Syaikh Al Walid Ubai’d Al-Jabiri حفظه الله (mengemban dakwah di madinah, Kerajaan Saudi Arabia)
  • Asy-Syaikh Dr. Abdullah Al-Bukhari حفظه الله (mengemban dakwah sebagai asisten professor di fakultas hadits Universitas Madinah, Kerajaan Saudi Arabia)
  • Asy-Syaikh Dr. Muhammad ‘Umar Bazmul حفظه الله (mengemban dakwah  di Universitas Ummul Qurro Makkah, Kerajaan Saudi Arabia)
  • Asy-Syaikh Dr. Ahmad ‘Umar Bazmul حفظه الله (mengemban dakwah  di Kerajaan Saudi Arabia)
  • Asy-Syaikh Muhammad bin Gholib حفظه الله (mengemban dakwah  di madinah, Kerajaan Saudi Arabia)
  • Asy-Syaikh Al-Walid Muhammad bin Abdul wahab Al-Wushobiy حفظه الله (mengemban dakwah di kota hodeidah Republik Yaman)
  • Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Ash-Shaumali حفظه الله   (mengemban dakwah di kota Sona’a Republik Yaman)
  • Asy-Syaikh Al-Muhammad Al-Imam حفظه الله (mengemban dakwah di kota Ma’bar Republik Yaman)
  • Asy-Syaikh -Khotibus sunnah- Abdullah bin ‘Utsman Adz-Dzamari حفظه الله (mengemban dakwah di kota dzamar Republik Yaman)
  • Asy Syaikh ‘Utsman bin ‘Abdillah As-Salimi  حفظه الله (mengemban dakwah di kota dzamar Republik Yaman)
  • Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Yahya Al-Bura’i حفظه الله (mengemban dakwah di kota mafraqhubaisy Republik Yaman)
  • Asy-Syaikh Abdullah bin ‘Umar Al-Mar’ie حفظه الله (mengemban dakwah di kota sihr hadramaut, Republik Yaman)
  • Asy-Syaikh -Faqihul Yaman- Abdurrahman bin ‘Umar Al-Mar’ie حفظه الله (mengemban dakwah di desa fuyush kota Aden, Republik Yaman)

dan sampailah pula pelita dakwah sunnah ke negeri Indonesia, beberapa putra bangsa penuntut ilmu yang menjadi murid-murid para ulama di atas, mengemban serta amanat dakwah sunnah dan menyebarkannya ke tengah umat di negeri Indonesia sekembalinya mereka ke tanah air, jumlah mereka sangat banyak, hampir tak terhitung. diantara ribuan para da’i tersebut :

  • Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed   حفظه الله (mengemban dakwah di kota Cirebon, Jawa Barat )
  • Al-Ustadz Qomar As-Su’aidi حفظه الله  (mengemban dakwah di kota Temanggung,  Jawa Tengah )
  • Al-Ustadz Muhammad Afifuddin  حفظه الله  (mengemban dakwah di kota Gresik,  Jawa Timur )
  • Al-Ustadz Usamah Mahri  حفظه الله  (mengemban dakwah di kota Malang,  Jawa Timur )
  • Al-Ustadz Luqman Ba’abduh  حفظه الله  (mengemban dakwah di kota Jember,  Jawa Timur )
  • Al-Ustadz Muhammad Sarbini  حفظه الله  (mengemban dakwah di kota Muntilan,  Jawa Tengah )
  • Al-Ustadz Ayip Syafruddin حفظه الله ( mengemban dakwah di kota Solo )
  • Al-Ustadz Abdul Malik حفظه الله ( mengemban dakwah di kota Tangerang )
  • Al-Ustadz Abdul Aziz حفظه الله ( mengemban dakwah di Sorong )
  • dan yang selain mereka…..

Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ahlul hadits Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Selain mereka yang membela sunnah dan manhaj salaf siang dan malam dengan mengharap pahala dan ganjaran dari Allah, jauh dari ambisi kepada kekuasaan, atau kepentingan-kepentingan duniawi. maka segala puji bagi Allah  yang telah menjadikan bagi umat ini orang-orang yang mengemban perkara yang agung ini yang berfungsi untuk menjaga agama umat ini.

Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah  dalam haditsnya:

يحمل هذا العلم من كل خلف عدو له ينفون عنه تحريف الغالين و اتحال المبطلين و تأ ويل الجاهلين.

Ilmu agama ini akan terus dibawa oleh orang-orang adil (terpercaya) dari tiap-tiap generasi, yang selalu berjuang membersihkan agama ini dari:

  • Tahriful Ghalin (Pemutarbalikan pengertian agama yang dilakukan oleh orang-orang yang menyimpang).
  • Intihalul Mubthilin (Kedustaan orang-orang sesat yang mengatasnamakan agama).
  • Ta’wilul Jahilin (Penta’wilan agama yang salah yang dilakukan oleh orang-orang yang bodoh).

[dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Misykah no.248] )

para ‘Ulama di atas mereka semua adalah pelita bagi umat islam, merekalah yang menjaga agama ini dari makar kaum yahudi dan nashara, dan dari para ahli kebatilan, namun satu hal penting yang perlu kita pegang, mereka semua tentulah hanya sekedar manusia biasa, terkadang mereka pun terjatuh dalam kekeliruan dan kesalahan. Ahlus Sunnah hanya fanatik kepada sunnah Rasulullah, adapun pendapat-pendapat mereka (para ‘ulama di atas) tidaklah kita mengikuti/mengambil pendapat mereka melainkan yang paling dekat terhadap sunnah dan paling mencocoki sunnah. dikarenakan mereka-mereka adalah ahli ijtihad, terkadang ijtihad mereka benar, terkadang pula kurang benar, namun tetap kita menempatkan mereka sesuai kedudukan mereka yang semestinya untuk dihargai dan dihormati, tidak dengan mencaci maki mereka yang salah, ataupun menghinakan mereka.

bahkan Imam empat madzab telah menegaskan bahwa tidak boleh bagi kaum muslimin untuk fanatik kepada madzhab-madzhab tertentu dari madzab mereka, namun wajib untuk mengembalikan serta menimbang pendapat-pendapat mereka di atas Kitabullah dan Sunnah. di antara perkataan mereka :

قال الإمام أبو حنيفة رحمه الله

إن جاء الحديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم فعلى الرأس والعين وإذا جاء الحديث عن أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فعلى الرأس والعين وإذا جاء الحديث عن التابعين فهم رجال ونحن رجال

berkata Imam Abu Hanifah rahimahullah :“jika datang suatu hadits dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka kita junjung tinggi, dan kita mengutamakannya, begitu pula jika datang hadits dari shahabat maka kita menjunjung tinggi dan  mengutamakannya, dan apabila datang hadits dari kalangan Tabi’in, maka mereka adalah rijal (laki-laki) dan aku pun adalah rijal (-pent “mereka pun bisa berpendapat sebagaimana aku berpendapat dan mereka pun bisa salah sebagaimana aku salah”)

قال الإمام مالك رحمه الله

كلنا راد ومردود عليه إلا صاحب هذا القبر

berkata Imam Malik rahimahullah : ” Setiap dari kita tertolak dan ditolak perkataannya kecuali perkataanya penghuni makam ini : yakni Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (“dahulu Imam Malik mengajar di masjid Nabawi, beliau mengatakan hal tersebut ketika tengah mengajar, sambil mengisyaratkan ke arah makam Rasulullah)”


قال الإمام الشافعي رحمه الله

إذا خالف قولي قول رسول الله صلى الله عليه وسلم فخذوا بقول رسول الله صلى الله عليه وسلم واضربوا بقولي عرض الحائط

berkata Imam Asy Syafi’i rahimahullah : “jika ucapanku menyelisihi ucapan Rasulullah maka ambillah oleh kalian ucapan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan lemparkanlan ucapanku ke tembok”


وقال الإمامأحمد : ” عجبت لقوم عرفوا الإسناد وصحته، ويذهبون إلى رأي سفيان ، والله تعالى يقول:.. فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ // النور – 63

berkata Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah : “sungguh mengherankan bagiku, sekelompok kaum mengetahui keshohihan sanad-sanad hadits, namun mereka lebih memilih pendapatnya Sufyan ; -yakni Imam Sufyan Ats Tsauri- ;  sedangkan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : “maka hendaklah takut orang-orang yang menyelisihi perintahnya (Rasulullah), akan ditimpakan pada mereka fitnah (penyimpangan) dan adzab yang pedih”.

* sebagian dari tulisan ini dinukil dari buku Mereka Adalah Teroris, karya Al-Ustadz Luqman Ba’abduh

Categories: Risalah Bermanfaat | 11 Komentar

Navigasi pos

11 thoughts on “Berkenalan dengan ‘Ulama Ahlus Sunnah wal jama’ah

  1. Abu Muhammad Heriyanto

    Apakah benar bahwa syaikh Abdullah al Bukhary banyak mencela para masyaikh di Madinah, diantaranya Syaikh Abdul Muhsin al Abbad dan Abdul Razzaq al Abbad? Sebagaimana disebut oleh ust Abdullah Taslim Lc,M.A.

    Download Audio: Klarifikasi Oleh Ustadz Taslim Tentang Kejadian yang Sebenarnya antara Ustadz Firanda dan Syaikh Abdullah Al Bukhari

    • sangat tidak benar, Abdullah Taslim sendiri merupakan jenis orang yang tertolak.penukilan khobar darinya, dan dia pun trmsk yg terlarang utk diambil ilmu darinya.

      link.situs yang anda sertakan pun merupakan situs yg penuh dengan kedustaan.

      barakallahu fik..

  2. Abu Haidar Muhammad

    sUMBERNYA DARI MANA?..aPA INI AMBIL TULISAN USTADZ lUQMAN BA’ABDUH DI BUKUNYA MENGENAI TERORIS?

    • بارك الله فيكم

      ya benar, tulisan ini terinspirasi dari buku “mereka adalah teroris” karya Ustadz Luqman Ba’abduh, namun tidaklah sama dengan yang ada di dalam buku tersebut, dikarenakan tulisan di blog ini terdapat padanya tambahan yang sifatnya melengkapi.

    • abu reza

      Mengapa Ulama-ulama yang ada Dammaj tidak termasuk dari ulama Ahlussunnah ?
      Mhn penjelasannya ?

      Barakallahufiikum

  3. abu harist

    ana izin copy paste,jazakumullohu khoir

  4. nice blog…. I’m salafi too…….. barakallahufiikom………

  5. Ping-balik: Berkenalan dengan ‘Ulama Ahlus Sunnah wal jama’ah (Revisi) « Abu Zahwaa 'Abdillah Al Atsary Al Jayafury

  6. Ping-balik: Sempurnanya Syari’at « Jejakrusul's Blog

  7. semoga Alloh memberikan tempat yang tinggi disisinya untuk para imam – imam ahlussunnah…tanpa kalian dan dengan seizin Alloh kami generasi belakangan akan berada dalam kegelapan dlam hal Ad dien….

  8. Wahid

    Alhamdulillah , tulisan yang bermanfaat, namun diatas tertulis sbb:

    Asy Syahid Jamilurrahman Al-Afghani

    Afwan, setahu saya tidak boleh menambahkan gelar Asy Syahid kecuali yang sudah ada kepastiannya dari dalil.
    Mohon penjelasannya ya akhi, apakah gelar ini memang boleh dicantumkan sehubungan dengan kejadian yang terjadi dengan beliau [Syaikh Jamilurrahman] atau ada pengecualiannya untuk masalah ini ? barakallahu fiikum

Tinggalkan Balasan ke abu reza Batalkan balasan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.